Relevasi Balaghah dan Tafsir di Masa Kini

29 November 2022

Umat Islam memiliki tuntutan untuk mendalami maksud dari ayat-ayat al-Qur’an. Dengan berisikan bahasa Arab di dalamnya, maka menguasai bahasa Arab adalah salah satu di antara syarat yang harus dimiliki oleh seorang mufasir. Dengan ilmu balaghah inilah kita dapat mengetahui dan mendalami ketinggian dan keindahan bahasa Al-Qur’an.

Ilmu Balaghah merupakan salah satu keilmuan yang sangat penting dalam bidang tafsir al-Qur’an. Untuk dapat memahami tafsir,membandingkan satu tafsir dengan tafsir lain, dan bahkan untuk menyusun tafsir sekalipun diperlukan landasan dan pijakan bagi ilmu-ilmu yang lainnya yang bersifat furu ‘iyah. Ilmu Balaghah berisi seperangkat kaidah yang mana digunakan untuk mengupas makna al-Qur’an dengan menganalisis antara kaidah dengan teks. Ilmu Balaghah dalam bidang linguistik termasuk pada bidang linguistik teoritik. Menurut Al-Khulli Ilmu Linguistik teoritik teridiri atas ilmu fonetik (ilmu ashwat), ilmu funimat (ilmu fonetik) sejarah linguistik, ilmu morfologi (ilmu sharaf), sintaksis (nahwu), dan juga ilmu semantic (ilmu Maani).

Sampai saat ini, ada banyak sekali pendekatan dalam menafsirkan al-Qur’an yang telah digunakan oleh berbagai mufassir. Di antara corak yang lazim digunakan adalah corak lughaw. Dalam corak ini, al-Qur’an dikaji dan ditafsirkan dengan kaidah-kaidah kebahasaan seperti balaghah, bayan, retorika, fashahah, tamthil, dan yang lainnya. Dilihat dari aspek sejarahnya, ada banyak sekali proses yang menjadikan tafsir Lughawi sampai saat ini terus digunakan dalam menafsirkan al-Qur’an. Contoh tafsir dengan pendekatan kebahasaan adalah Tafsir Shofwatut Tafasir karya Fakhruddin Arrazi.

Era modern yang ditandai dengan perkembangan pesat dalam hal ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, informasi, dan berbagai bidang lainnya mempengaruhi penyebaran budaya asing, termasuk bahasa. Perkembangan berbagai bidang yang dipelopori negara-negara Eropa dan Amerika melazimkan masuknya bahasa dan istilah-istilah asli mereka ke berbagai negara. Akibatnya, ideologi nasionalisme akan semakin terkikis dengan pengaruh asing.

Di masa ini, kajian balaghah agaknya bukan merupakan sesuatu yang unik dan menarik untuk dikaji. Adanya klaim-klaim bahwa belajar bahasa Arab itu sulit. Menghafalkan kaidahkaidah Bahasa Arab, baik fuscha maupun „amiyah membuat penuturnya merasa kesulitan untuk menggunakannya sebagai bahasa teknologi, komunikasi dan pengetahuan umum. Klaim bahwa Bahasa Arab merupakan bahasa agama Islam dan bahasa alQur‟an sehingga bersifat suci dan tidak menerima pembaharuan dan modernisasi dalam istilah dan kaidahnya. Penggunaan ‘Google Translate’ dalam penerjemahan bahasa Arab. Penggunaan teknologi modern memang sangat membantu. Akan tetapi, jika aplikasi yang ada di teknologi itu tidak mendukung bahasa Arab, seperti cara penulisan dan huruf, maka teknologi itu akan menjadi bahaya bagi bahasa Arab itu sendiri karena aplikasi tersebut dibuat untuk melayani bahasa lain yang berbeda dari bahasa Arab secara tulisan, huruf, dan gramatikalnya. Oleh karena itu, penggunaan ‘Google Translate’ menjadi tidak berguna bagi bahasa Arab dan bahkan menjadi sumber masalah karena hasil dari penerjemahan tidak sesuai dengan gramatika Arab. Untuk menumbuhkan semangat dan minat untuk mengkaji al-Qur’an dengan pendekatan balaghah, setidaknya kita dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Arab di lingkungan formal atau nonformal terutama di universitas- universitas, serta menanamkan rasa keingintahuan akan seluk beluk penafsiran para mufassir yang menggunakan pendekatan kebahasaan dalam kitab tafsirnya. Penumbuhan Kesadaran Umat Islam Terhadap Pentingnya Bahasa Arab. Kemukjizatan al-Qur’an sangat tampak tatkala mentadabburi al-Qur’an melalui keindahan teksnya.

Penulis: Alfi Alfiaturohmaniyah

We use cookies to improve our website. Cookies used for the essential operation of this site have already been set. For more information visit our Cookie policy. I accept cookies from this site. Agree